Kawasan kota tua di Padang masih tersisa dengan deretan satu kawasan di daerah pinggiran Sungai Batang Arau. Kota tua didominasi dengan arsitektur gaya kolonial dan Eropa banyak ditemukan didaerah ini. Dengan banyaknya gedung tua berarti tempo dulu mempunyai aktifitas penting dalam perdagangan untuk bongkar-muat barang hasil bumi.
Perdaganan ini sudah berlangsung sebelum Belanda masuk. Dengan adanya perdagangan bangsa Arab, Gujarat India, Spanyol, dan Portugis singgah untuk berdagang maka terbentuklah kota seperti ini. Mayoritas penduduk dilokasi kota tua Padang tempo dulu dihuni beberapa latar belakang penduduk seperti pedagang umum, nelayan, serta pedagang garam.
Setelah Belanda memasuki kota Padang dengan dibukanya beberapa tambang batu bara di daerah Sawahlunto kegiatan perdagangan ini mulai berkembang. Kolonial Belanda menduduki kota Sumatera Barat dengan mulai mengeksploitasi tambang. Transportasi mengangkut semua tambang diperlukan dengan jalur transportasi darat yaitu kereta api. Dilokasi ini masih terdapat jalur kereta yang tidak digunakan lagi dan terbengkalai.
Source : Tropenmuseum |
Source : Tropenmuseum |
Source : Tropenmuseum |
Pondok Tempo Dulu ; http://padangschebovenlanden01.blogspot.com/ |
Kawasan kota tua di Padang terdiri banyak bangunan bergaya Arab, Cina, Melayu, dan Minangkabau. Keseluruhannya masuk kedalam cagar budaya yang dilindungi oleh Pemerintah Kota.
Memasuki abad ke-17 dengan banyak ditaklukan beberapa kerajaan yang ada di Pulau Sumatera dengan banyaknya sumber komoditas penting seperti lada, pala, cengkeh, dan emas inilah menjadi sebab banyaknya bangsa Eropa berlomba menaklukan untuk menguras semua hasil bumi ini. Tidak hanya itu mereka juga membangun fasilitas perdagangan seperi gudang penyimpanan, bank, ataupun perwakilan perusahaan penting yang ditempatkan di kota Padang.
http://ohgituto.blogspot.com/ |
Dengan lokasi yang sangat strategis inilah kolonial Belanda banyak membangun infrastruktur untuk mendukung program perdagangan yang mereka lakukan. Untuk membuat hubungan yang kuat ini maka dibangunlah tempat sandaran kapal melalui pelabuhan Muara Padang {Sungai Batang Arau} untuk terkoneksi dengan pelabuhan Teluk Bayur {Emma Haven} pada abad ke 17.
Sejarah kota tua di kota Padang sangatlah menarik. Adanya hubungan antara kolonial Belanda dengan kedaulatan kerajaan Aceh dan Pagaruyung. Dengan dianggap sebagai kota penting di Sumatera makan kota Padang tempo dulu dijadikan basis militer dan tempat perawatan tentara yang terluka pada waktu perang. Jadi dengan banyaknya aktifitas yang dilakukan masa itu maka bermunculan kota baru disekitar Batang Arau yang berubah menjadi tempat pemerintahan Belanda.
Lokasi wisata kota tua di kota Padang dimulai dari Jl Pasa Gadang. Tempat inilah awal dari kota tua. Anda dapat melihat beberapa bangunan yang masih ada sampai sekarang, tempo dulu digunakan sebagai tempat penyimpanan barang hasil bumi tadi. Berjalannya waktu dengan selesai dibangun Emma Haven {Teluk Bayur} menjadikan arus lalu lintas menjadi bergairah. Pada abad ke 19 lah sebagai puncak dari perkembangan kota dengan banyaknya batu bara di Sawahlunto - Ombilin yang telah dieksplorasi pada zaman De Greve yang akan diangkut melalui pelabuhan ini dan Teluk Bayur. Tetapi jalur perdagangan terfokus di Muara {Batang Aru} atau kota tua ini.
Pada saat sekarang anda masih menemukan gedung yang tercatat dibangun pada 2 Mei 1918, bangunan yang dibuat zaman Belanda. Sangat disayangkan lokasi ini yang menjadi kota perdagangan penting menjadi sangat tidak terurus dan terawat. Berlumut serta menghitam disetiap dindingnya. Sekarang hanya digunakan sebagai tempat lokasi penyimpanan barang biasa saja oleh masyarakat setempat. Lokasinya tersebar dari Muaro, Pasar Batipuh, Pasar Mudik, dan Pasar Gadang.
Dengan berkembangnya zaman ada beberapa gedung yang direvitalisasi oleh warga dengan merubah nilai keaslian gedung sehingga menjadikan perbedaan yang signifikan terhadap gedung tua yang ada di area ini. Sampai di dekat area Jembatan Siti Nurbaya anda masih menemukan gedung bekas De Javasche Bank yang sekarang dimiliki oleh Bank Indonesia.
De Javasche Bank - Source: Tropenmuseum |
http://blueoctopus13.wordpress.com/ |
http://ryaafrianto.wordpress.com/ |
http://padangcitytour.blogspot.com/ |
http://padangindahrentcar.wordpress.com/ |
Dengan peninggalan ini anda bisa mendapat pelajaran sejarah langsung betapa pentingnya jalur ini yang digunakan oleh Belanda untuk mengangkut hasil bumi. Termasuk emas hitam atau batu bara menjadi daya tarik utama di masa itu. Wisata kota tua di Kota Padang sudah masuk kedalam agenda cagar budaya yang dilindungi yang selalu dipandu keberadaannya dan harus sesuai dengan kaedah yang berlaku. Harus dibuat menjadi daya tarik dengan merestrukturisasi kondisi gedung tua dan akan menjadi destinasi wisata yang sangat menjanjikan dan menjadi pendapatan asli daerah di bidang pariwisata.
Komentar
Posting Komentar